Profil Desa Tlogorejo
Ketahui informasi secara rinci Desa Tlogorejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Tlogorejo, Kecamatan Bonorowo, Kebumen. Menggali filosofi "Tlogorejo" (telaga makmur), mengupas potensi unggulan di sektor perikanan darat dan wisata pemancingan, serta sinergi agribisnisnya yang unik di jantung lumbung pangan Kebumen.
-
Identitas Historis "Tlogorejo"
Memiliki nama yang kaya makna, "Telaga yang Makmur", merujuk pada peran vital sumber air (telaga/kolam) sebagai cikal bakal dan pusat kemakmuran desa.
-
Potensi Unggulan Perikanan Darat
Selain menjadi lumbung padi, desa ini memiliki potensi besar sebagai sentra perikanan air tawar, mencakup budidaya, pembenihan ikan, hingga pengembangan wisata pemancingan.
-
Model Agribisnis Terintegrasi
Mengembangkan sinergi yang kuat antara sektor pertanian padi sebagai fondasi dan sektor perikanan sebagai pendorong nilai tambah ekonomi, di tengah tantangan pengelolaan air dataran rendah.
Di tengah hamparan subur Kecamatan Bonorowo, Kabupaten Kebumen, terbentang Desa Tlogorejo, sebuah nama yang menyimpan kisah tentang sumber kemakmuran. "Tlogorejo", yang berasal dari kata "Telaga" (kolam/danau kecil) dan "Rejo" (makmur), bukanlah sekadar nama, melainkan sebuah wasiat tentang bagaimana air menjadi sumber kehidupan dan kesejahteraan. Desa ini adalah bukti bagaimana spirit sebuah telaga di masa lalu bertransformasi menjadi ratusan kolam ikan dan hamparan sawah produktif yang menjadi denyut nadi perekonomian warganya.
"Tlogorejo": Jejak Telaga Kemakmuran
Menurut sejarah lisan yang diwariskan antar generasi, nama Desa Tlogorejo berawal dari adanya sebuah telaga atau sumber mata air besar di masa lampau yang menjadi pusat kehidupan. Telaga ini menyediakan air untuk kebutuhan sehari-hari, mengairi lahan pertanian di sekitarnya dan menjadi sumber ikan. Kemakmuran (rejo) yang terpancar dari telaga inilah yang kemudian diabadikan menjadi nama desa. Meskipun wujud fisik telaga kuno itu mungkin telah berubah, spiritnya sebagai sumber kemakmuran terus hidup dalam bentuk kolam-kolam budidaya dan sawah yang terairi.Secara geografis, Desa Tlogorejo memiliki luas wilayah sekitar 1,76 kilometer persegi. Wilayahnya merupakan dataran rendah yang datar, khas ekosistem lumbung pangan di selatan Kebumen. Batas-batas wilayah Desa Tlogorejo meliputi:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Bonorowo
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Patukrejo
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Mirit
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Mrentul dan Kecamatan Mirit
Berdasarkan data kependudukan per 25 Agustus 2025, Desa Tlogorejo dihuni oleh 2.668 jiwa. Dengan luas wilayah 1,76 km², maka tingkat kepadatan penduduknya tergolong tinggi, yakni sekitar 1.516 jiwa per kilometer persegi, menandakan pemanfaatan lahan yang sangat intensif untuk menopang kehidupan.
Dari Telaga Menjadi Lumbung Ikan dan Padi
Spirit "Telaga yang Makmur" termanifestasi paling jelas dalam dua pilar utama ekonomi Desa Tlogorejo: pertanian padi dan perikanan darat. Keduanya berjalan bersisian, menciptakan sebuah model agribisnis yang saling mendukung.Pertanian Padi sebagai Fondasi: Sebagai bagian dari Kecamatan Bonorowo, pertanian padi sawah tetap menjadi fondasi ketahanan pangan dan ekonomi dasar. Dengan dukungan sistem irigasi teknis, petani dapat memanen padi secara rutin. Kelembagaan Kelompok Tani (Poktan) berperan penting dalam memastikan kelancaran budidaya, mulai dari pengelolaan air hingga penanganan hama.Perikanan Darat sebagai Keunggulan: Yang menjadi pembeda dan keunggulan utama Desa Tlogorejo adalah potensi sektor perikanan air tawarnya. Semangat telaga diwujudkan dalam puluhan kolam atau empang yang tersebar di pekarangan-pekarangan rumah. Berbagai jenis ikan seperti lele, nila, dan gurami dibudidayakan secara intensif. Sektor ini tidak hanya menjadi sumber protein hewani bagi warga, tetapi juga sumber pendapatan tunai yang sangat signifikan. Potensi Tlogorejo sebagai sentra budidaya ikan di Bonorowo sangat besar dan terus berkembang.Lebih jauh lagi, desa ini berpotensi menjadi pusat pembenihan (hatchery) ikan, yang dapat memasok benih berkualitas bagi para pembudidaya ikan di desa-desa sekitar. Ini merupakan langkah hilirisasi yang dapat meningkatkan posisi tawar dan pendapatan desa secara eksponensial.
Merintis Wisata Desa Berbasis Perikanan
Potensi perikanan yang melimpah membuka peluang emas bagi Desa Tlogorejo untuk merintis model wisata desa yang unik dan spesifik. Konsep desa wisata berbasis perikanan dapat menjadi daya tarik baru yang mendatangkan pengunjung dan menciptakan lapangan kerja di sektor jasa.Wisata Pemancingan: Beberapa warga secara mandiri telah memulai usaha kolam pemancingan harian. Potensi ini dapat dikelola secara lebih profesional oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk menciptakan sebuah destinasi wisata pemancingan keluarga yang terintegrasi. Dengan fasilitas yang memadai seperti saung (gazebo) untuk bersantai, area bermain anak, dan suasana pedesaan yang asri, wisata pemancingan dapat menjadi ikon baru Tlogorejo.Wisata Kuliner Khas: Daya tarik pemancingan akan semakin lengkap dengan adanya wisata kuliner. Pengunjung dapat langsung menikmati ikan hasil pancingannya yang dibakar atau digoreng di warung-warung lesehan di sekitar lokasi. Menu "ikan bakar segar khas Tlogorejo" memiliki potensi untuk menjadi merek kuliner yang kuat dan dicari oleh para pecinta kuliner.Pengembangan wisata ini akan menciptakan efek ganda, menumbuhkan usaha-usaha pendukung seperti penjualan pakan ikan, warung minuman, hingga jasa parkir, yang semuanya akan bermuara pada peningkatan perputaran ekonomi di tingkat desa.
Tantangan Pengelolaan Air dan Lingkungan
Sebagai desa yang hidup dari air, Tlogorejo menghadapi tantangan pengelolaan air yang kompleks. Selain ancaman banjir di musim hujan yang dapat merusak sawah dan meluapkan kolam ikan, tantangan lain datang dari keberlanjutan usaha perikanan itu sendiri.Budidaya ikan yang intensif memerlukan manajemen limbah air yang baik agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Kualitas air harus terus dijaga, karena penurunan kualitas air tidak hanya akan mengancam kelangsungan budidaya ikan, tetapi juga dapat berdampak pada lahan sawah di sekitarnya. Oleh karena itu, penerapan teknik budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan menjadi sebuah keharusan.Masyarakat bersama pemerintah desa perlu merumuskan strategi pengelolaan air yang terpadu, yang mampu menyeimbangkan antara kebutuhan air untuk irigasi sawah, kebutuhan untuk kolam perikanan, serta upaya mitigasi risiko banjir.
Kehidupan Sosial yang Adaptif dan Produktif
Masyarakat Desa Tlogorejo adalah cerminan dari petani dan pembudidaya ikan yang ulet, adaptif, dan memiliki semangat wirausaha. Kehidupan sosial mereka sangat komunal, di mana kerja sama dalam pengelolaan sumber daya menjadi kunci keberhasilan bersama.Gotong royong terlihat jelas tidak hanya dalam acara-acara sosial, tetapi juga dalam aktivitas ekonomi. Petani saling membantu saat musim panen, sementara para pembudidaya ikan sering berbagi informasi mengenai teknik pembenihan atau penanganan penyakit ikan.Visi pembangunan Desa Tlogorejo ke depan ialah memantapkan posisinya sebagai "Kampung Perikanan" terkemuka di Kecamatan Bonorowo. Fokusnya adalah pada profesionalisasi sektor perikanan, mulai dari hulu (pembenihan) hingga hilir (pengolahan dan pariwisata). Dengan terus menghidupkan spirit "Telaga yang Makmur" melalui inovasi dan kerja keras, Desa Tlogorejo berpeluang besar untuk menjadi destinasi agrowisata perikanan yang maju dan menjadi sumber kesejahteraan yang berkelanjutan bagi warganya.
